Hendra Guru Kimia

Sekolah Online Belajar KimiA

Jenis-Jenis Kebutuhan Remaja dan Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat Serta Konsekuensinya

 

Image

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

            Manusia senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan   adalah perubahan secara fisiologis sebagi hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. (Queen, 2012)

            Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula orang dewasa. Pada periode ini pula remaja berubah secara kognitif dan mulai mampu berfikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan peran sosoialnya yang baru sebagai orang dewasa. (Queen, 2012)

            Pertumbuhan fisik dan perkembangan  social-psikologis di masa remaja pada dasarnya merupakan kelanjutan, yang dapat diartikan penyempurnaan, proses pertumbuhan dan perkembangan dari proses sebelumnya. Adanya perubahan baik di dalam maupun di luar dirinya itu membuat kebutuhan remaja semakin meningkat terutama kebutuhan social dan kebutuhan psikologisnya. (Yunarti, 2012)

            Kebutuhan-kebutuhan itulah yang melatar belakangi penyusunan makalah ini. Pengembangan pola pikir remaja tidak luput dari campur tangan masyarakat selain keluarga-keluarga terdekatnya.

 

1.2  Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:

  1. Apa saja jenis-jenis kebutuhan remaja dalam proses menuju kedewasaannya?
  2. Bagaimana perkembangan remaja dalam kehidupan bermasyarakat?
  3. Apa masalah dan konsekuensi yang akan dihadapi dalam upaya pemenuhan kebutuhan remaja dan masyarakat?

1.3  Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk:

  1. Memahami jenis-jenis kebutuhan remaja dalam proses menuju kedewasaannya.
  2. Mengetahui perkembangan remaja dalam kehidupan bermasyarakat.
  3. Mengantisipasi masalah dan konsekuensi yang akan dihadapi dalam upaya pemenuhan kebutuhan remaja dan masyarakat.

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1  Jenis-jenis Kebutuhan Remaja

Kebutuhan remaja dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu kebutuhan fisik dan psikologis. Pertumbuhan fisik dan perkembangan sosial-psikologis di masa remaja pada dasarnya merupakan kelanjutan, yang dapat diartikan penyempurnaan, proses pertumbuhan, dan perkembangan dari proses sebelumnya. Seperti halnya pertumbuhan fisik yang ditandai dengan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder merupakan awal masa remaja sebagai indikator menuju tingkat kematangan fungsi seksual seseorang. Sekalipun diakui bahwa kebutuhan dalam pertumbuhan fisik dan kebutuhan sosial psikologis yang lebih menonjol. Bahwa antara kebutuhan keduanya (fisik dan psikologis) saling terkait. Oleh karena itu, pembagian yang memisahkan kebutuhan atas dasar kebutuhan fisik dan psikologis pada dasarnya sulit dilakukan secara tegas. Sebagai contoh, “makan” adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan fisik, akan tetapi pada jenjang masa remaja “makan dilakukan bersama dengan orang tertentu/orang lain”, “makan dengan mengikuti aturan atau norma” yang berlaku didalam budaya kehidupan masyarakat merupakan kebutuhan yang tidak hanya dikelompokkan sebagai kebutuhan fisik semata. Kebutuhan tersebut dapat dikelompokkan ke dalam kebutuhan sosial emosional. (Fadullah, 2011)

Lima jenis kebutuhan menurut Maslow itu adalah sebagai berikut :

  1. Kebutuhan“Fisiologis”
    Kebutuhan yang mendapat prioritas utama yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan kondisi fisik, yang disebut “kebutuhan fisiologis”. Contoh dari kebutuhan ini adalah makan, minum, tempat tinggal, pemuasan seksual, udara segar, istirahat dan sebagainya.
  1. Kebutuhan“Rasa Aman dan  Tentram”
    Kebutuhan rasa aman dan tentram (safety and security) ini  tidak  hanya bersifat fisik, tetapi juga bersifat psikis misalnya terbebas dari gangguan dan ancaman   serta  permasalahan yang dapat mengganggu ketenangan hidup seseorang.
  1. Kebutuhan akan “Cinta dan rasa memiliki”
    Kebutuhan ini (love and belongingness) diaktualisasikan dalam bentuk : (1) perasaan diterima oleh orang lain,

(2) merasa bahwa dirinya penting,

(3) diikut sertakan dalam kehidupan kelompok.

  1. Kebutuhan “harga diri”

Kebutuhan ini lebih sering dikaitkan dengan prilaku ataupun sifat seseorang yang nantinya akan mencerminkan harga diri orang tersebut. Dalam beberapa kasus, kebutuhan ini akan sangat mempengaruhi penilaian orang lain terhadap orang tersebut.

Menurut Elida Prayitno (2006:31) kebutuhan psikologis remaja dibagai atas:

a)     Kebutuhan mendapat status

            Remaja membutuhkan perasaan bahwa dirinya berguna, penting, dibutuhkan orang lain atau memiliki kebanggaan terhadap dirinya sendiri. Remaja butuh kebanggaan untuk dikenal dan diterima sebagai individu yang berarti dalam kelompok teman sebayanya. Penerimaan dan dibanggakan oleh kelompok sangat penting bagi remaja dalam mencari kepercayaan diri dan kemandirian sebagai persiapan awal untuk menempuh kehidupan pada periode dewasa. (Fadullah, 2011)

b)    Kebutuhan kemandirian

            Remaja ingin lepas dari pembatasan atau aturan orang tua dan mencoba mengarahkan atau mendisiplinkan diri sendiri. Remaja ingin bebas dari tingkah laku orang tuanya yang terlalu mencampuri kegiatannya. Remaja ingin mengatur kehidupannya sendiri. (Fadullah, 2011)

c)     Kebutuhan berprestasi

            Remaja ingin dirinya dihargai dan dibanggakan atas usaha dan prestasinya dalam belajar. (Fadullah, 2011)

d)    Kebutuhan diakrabi

            Remaja butuh ide atau pemikirannya, kebutuhan atau masalahnya didengarkan dan ditanggapi secara akrab (penuh perhatian) oleh orang tua, guru, dan teman sebayanya. (Fadullah, 2011)

e)     Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup

            Remaja butuh pegangan hidup mengenai kebenaran agar mereka memiliki kepribadian yang stabil dan terintegrasi. (Fadullah, 2011)

2.2 Perkembangan Remaja

Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangannya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersebut merupakan proses sosialisasi yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang secara aktif melakukan proses sosialisasi. Manusia sebagai makhluk sosial, senantiasa berhubungan dengan sesama manusia. Bersosisalisasi merupakan proses penyesuaian diri terhadap lingkungan kehidupan sosial, bagaimana seharusnya seseorang hidup di dalam kelompoknya, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok masyarakat luas. (Atya, 2012)

Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antarmanusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi semakin kompleks dan tingkat hubungan sosial juga berkembang menjadi amat kompleks.  Jadi, pengertian perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antarmanusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia. (Atya, 2012)

Belajar hidup bersosialisasi memerlukan sekurangnya tiga proses berikut:

  • Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial.

Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang perilaku yang dapat diterima dalam kelompok tersebut. (Queen, 2012)

  •  Perkembangan sikap sosial.

Untuk dapat bergaul dalam masyarakat, seseorang juga harus menyukai orang atau terlibat dalam aktivitas sosial tertentu. Jika anak dapat melakukannya dengan baik, maka ia dapat melakukan penyesuaian sosial yang baik dan diterima sebagai anggota kelompok. (Queen, 2012)

  • Memainkan peran sosial yang dapat diterima.

Agar dapat diterima dalam kelompok selain dapat menyesuaikan perilaku dengan standar kelompok, seseorang juga dituntut  untuk memainkan peran sosial dalam bentuk pola-pola kebiasaan yang telah disetujui dan ditentukan oleh para anggota kelompok. (Queen, 2012)

Remaja pada tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai memperlihatkan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya. (Khanifah, 2011)

Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan berbagai kelompok umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua. Pergaulan dengan sesama remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting tetapi cukup sulit, karena di samping harus memperhatikan norma pergaulan sesama remaja, juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup. (Khanifah, 2011)

Kesadaran akan kesunyian menyebabkan remaja berusaha mencari kompensasi dengan mencari hubungan denga orang lain atau berusaha mencari pergaulan. Langeveld berpendapat bahwa kemiskinan akan hubungan atau perasaan kesunyian remaja disertai kesadaran sosial psikologis yang menimbulkan dorongan yang kuat akan pentingnya pergaulan untuk menemukan suatu bentuk sendiri. (Khanifah, 2011)

Dorongan-dorongan tersebut meliputi:

  1. Adanya Upaya Memilih Nilai-nilai Sosial

Terdapat dua kemungkinan yang ditempuh oleh remaja ketika berhadapan  dengan nilai-nilai sosial tertentu yaitu menyesuaika diri dengan nilai-nilai tersebut atau tetap pada pendirian dengan segala akibatnya, namun ada kemungkinan seseorang tidak akan menuntut norma-norma sosial yang demikian mutlak, tetapi tidak pula menolak seluruhnya. (Khanifah, 2011)

  1. Meningkatkan Ketertarikan pada Lawan Jenis.

Dalam konteks ini masa remaja seringkali disebut juga sebagai masa biseksual mengistilahkan bahwa dunia remaja telah menjadi dunia erotis artinya keinginan membangun hubungan sosial dengan jenis kelamin lain dipandang sebagai sudut yang berpangkal pada kesadaran akan kesunyian. (Khanifah, 2011)

  1. Mulai Cenderung Memilih Karier Tertentu.

Kuhlen mengatakan bahwa ketika sudah memasuki masa remaja akhir, mulai  tampak kecendurangan untuk memilih karier tertentu meskipun dalam pemilihan karier tersebut masih mengalami kesulitan. (Khanifah, 2011)

2.3  Masalah dan Konsekuensinya

 Beberapa masalah yang dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhannya yang dapat diuraikan sebagai berikut (Khanifah, 2011):

 1)            Upaya untuk dapat megubah sikap dan prilaku kekanak-kanakan menjadi sikap dan prilaku orang dewasa, tidak semuanya dapat dengan mudah dicapai baik oleh remaja laki-laki maupun perempuan. Kegagalan dalam mengatasi ketidakpuasan ini dapat mengakibatkan menurunnya harga diri, dan akibat lebih lanjut menjadikan remaja bersikap keras dan agresif atau sebaliknya tidak percaya diri, pendiam, atau kurang harga diri.

 2)            Seringkali para remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan-perubahan fisiknya. Hanya sedikit remaja yang merasa puas dengan tubuhnya. Hal ini disebabkan pertumbuhan tubuhnya dirasa kurang serasi. Ketidakserasian proporsi tubuh ini sering menimbulkan keganjalan, Karena ia (mereka) sulit untuk mendapatkan pakaian yang pantas, juga hal itu tampak pada gerakan atau prilaku ynag kelihatannya wagu dan tidak puas.

 3)            Perkembangan fungsi seks pada masa ini dapat meinbulkan kebinggungan remaja untuk memahaminya, sehingga sering terjadi salah tingkah dan prilaku yang menentang norma. Pandanganya terhadap sebaya lain jenis kelamin dapat menimbulkan kesulitan dalam pergaulan.

 4)            Dalam memasuki kehidupan bermasyrakat, remaja yang terlalu mendambakan kemandirian, dalam arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problema kehidupan, kebanyakan akan menghadapi berbagai masalah, terutama masalah penyesuaian emosional, seperti over acting, lancing, dan semacamnya.

 5)            Harapan-harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara social ekonomis akan berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan pilihan jenis pekerjaan dan jenis pendidikan. Penyesuaian social merupakan salah satu yang sangat sulit dihadapi oleh remaja karena mereka juga harus menghadapi norma baru dalam kehidupan sebaya remaja dan kuatnya pengaruh kelompok sebaya.

6)            Berbagai norma dan nilai yang berlaku didalam hidup masyarakat merupakan masalah tersendiri bagi remaja. Dalam hal ini remaja menghadapi perbedaan nilai dan norma kehidupan. Seringkali perbedaan norma yang berlaku dan norma ynag dianutnya menimbulkan prilaku yang menyebabkan dirinya dikatakan “nakal”.

BAB III

PENUTUP

 

 

3.1      Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu:

  1. Kebutuhan remaja dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu kebutuhan fisik dan psikologis. Pertumbuhan fisik dan perkembangan sosial-psikologis di masa remaja pada dasarnya merupakan kelanjutan, yang dapat diartikan penyempurnaan, proses pertumbuhan, dan perkembangan dari proses sebelumnya.
  1. Belajar hidup bersosialisasi memerlukan sekurangnya tiga proses yaitu belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial, perkembangan sikap sosial, dan Memainkan peran sosial yang dapat diterima.
  1. Konsekuensi dari kegagalan mengatasi masalah yang dialami remaja dalam proses menuju kedewasaannya meliputi: menurunnya harga diri, ketidakserasian proporsi tubuh yang sering menimbulkan keganjalan pada diri mereka, Pandanganya terhadap sebaya lain jenis kelamin yang kadang menimbulkan kesulitan dalam pergaulannya, penyesuaian emosional yang kurang baik menjadikan remaja tersebut terlihat over acting dan lancing, sulitnya penyesuaian sosial, dan perbedaan norma yang berlaku dan norma yang dianutnya menimbulkan prilaku yang menyebabkan dirinya dikatakan “nakal”.

3.2      Saran

Adapun saran dalam makalah ini adalah:

  1. Baik antara kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikologis pada remaja, mereka juga selayaknya mendapat perhatian baik dari keluarga (orang tua), sekolah maupun dalam kehidupan bermayarakatnya. Hal ini dimaksudkan agar remaja tersebut dapat dengan mudah untuk beradaptasi dan mencari jati dirinya sendiri.
  1. Selain dari 3 proses bersosialisasi pada remaja, perlu adanya bimbingan kepada mereka (remaja) agar tidak salah memahami bagaimana cara bersosialisasi agar mereka tidak melewati norma-norma yang telah ditentukan.
  1. Agar mereka tidak gagal dalam mengatasi masalah-masalah yang mereka alami, perlu adanya pengawasan dan bimbingan dari orang tua dan orang terdekatnya, sehingga mereka dapat menerima dan mengatasi problema-problema dalam kehidupannya.

 

By: Kelompok 5 FKIP PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS TADULAKO PALU

3 Komentar

  1. vita

    karya kamu bagus trus menunjukan karya2 yg lbh bagus lagi

    • makasih ya,, kalau soal-soal itu sy copy paste, tp sdh izin dlu.. kalau tulisan, beberapa sudah mandiri kok 🙂 salam kimia

  2. Lutfi

    ga ada daftar pustakanya ya ?

Tinggalkan Balasan ke vita Batalkan balasan